4 min read

Gizi Ibu Menyusui

Gizi Ibu Menyusui

Selama menyusui, ibu perlu makan dengan gizi yang baik agar ibu dan bayi mendapatkan nutrisi yang cukup. Makanlah makanan sehat dengan gizi yang seimbang yang mengandung sumber sebagai berikut:

  • Makanan pokok ( karbohidrat) : nasi, mi, pasta, roti, sagu, dan lainnya.
  • Protein yang bersumber dari hewani: ayam, ikan, udang, cumi, bebek, otak sapi, dan lainnya.
  • Buah dan sayuran segar
  • Lemak yang berasal dari minyak, santan, mentega , dan lainnya.
  • Bumbu dapur, sedikit garam dan gula

Selagi menyusui ibu tidak memiliki pantangan makanan. Buah seperti durian, daging kambing, makanan Jepang seperti sushi, makanan pedas, makanan dingin, boleh ibu makan. Minumlah air putih yang cukup, karena 80% ASI dibuat dari cairan tubuh ibu.

Bila ibu kesulitan untuk makan karena menyusui bayi, mintalah bantuan suami untuk menyuapi ibu. Ingat ibu perlu menjaga badan ibu agar tetap sehat dan kuat demi sang buah hati.

Tanda Cukup ASI

Bagaimana mengetahui apakah bayi ibu minum dengan baik atau tidak dan apakah asi ibu cukup untuknya? Payudara adalah satu-satunya organ tubuh yang tidak dapat diukur, tidak transparan, dan tidak memiliki skala seperti botol dot sehingga ibu tidak bisa tahu berapa banyak bayi minum. Memompa untuk mengukur isi payudara juga tidak bisa jadi patokan karena isi pompa tidak sama dengan isi payudara. Pompa tidak merangsang hormon oksitosin untuk mengeluarkan ASI, sebagaimana bila membelai bayi dan menyusuinya langsung.

Untuk mengetahui bayi ibu minum baik atau tidak, ibu perlu mengamati dan merasakan hal-hal sebagai berikut:

  1. Bayi melekat baik dengan tanda-tanda seperti disebutkan sebelumnya, menyusu dengan irama ( mengisap menelan dan bernapas), ibu bisa mendengar suara bayi menelan atau melihat gerakan menelan di lehernya.
  2. Isapan bayi terasa lembut, nyaman, tidak sakit atau nyeri. Normalnya, menyusui membuat ibu bahagia bukan takut atau stress.
  3. Payudara yang penuh sehabis diisap bayi akan menjadi lunak dan tidak gerenjel/merengkel/ berbiji biji/ ada bagian yang masih bengkak.
  4. Bayi baru lahir akan melepaskan payudara bila ia sudah kenyang, tidur tenang, dan tidak rewel.
  5. Buang air keci bayi adalah sesuai hari: umur 1 hari minimal buang air kecil 1x, umur 2 hari minimal 2x, dan seterusnya hingga minimal 6x di hari ke 6 sampai bayi besar.
  6. Buang air besar bayi akan berubah warna. Mulai dari hitam pekat, hitam kehijauan, hijau dan menjadi kuning. Di hari ke 5 normalnya sudah kuning.
  7. Berat badan bayi normalnya akan turun setelah lahir tapi penurunan berat badan tidak boleh lebih dari 10% berat badan. Berat badan bayi akan naik lagi ke berat lahir, maksimal usia bayi 2 minggu, kemudian berat bayi akan naik baik mengikuti kurva pertumbuhannya.

Apabila tidak terdapat tanda-tanda diatas, besar kemungkinan bayi menyusu tapi isapannya tidak optimal dan tidak mendapatkan ASI yang cukup.

Masalah Pada Hari-hari Pertama Menyusui

Seringkali pada hari-hari pertama menyusui ibu mengeluhkan rasa nyeri atau ngilu setiap bayi menyusu ke payudara. Ada yang merasakan seperti tersayat-sayat oleh gusi bayi. Ada juga yang merasa seperti bayi sudah bisa mengigit padahal belum mempunyai gigi.

Ibu dan bayi terpisah

Sering kali karena kondisi medis ibu atau bayi, ibu dan bayi tidak bisa dirawat gabung dan harus dirawat terpisah. Apabila ibu sehat, namun belum bisa menyusui bayi, ibu dapat memerah ASI dan menampungnya ke sendok kemudian disimpan dalam plastik klip dan diberikan ke perawat di ruangan bayi. Ibu perlu memerah ASI setiap 3-4 jam selama terpisah dengan bayi. Ingat, produksi ASI diawal-awal pasti masih sedikit nanti lama-lama bertambah banyak, banyaknya ASI yang diperah tidak perlu ditarget, berapa saja, sedapatnya. Bila ibu dan bayi sudah boleh dirawat gabung, segera lakukan kontak kulit ke kulit agar bayi mau menyusu.

Apabila setelah melahirkan, ibu sakit dan perlu dirawat intensif, maka bayi perlu dirawat oleh orang lain dengan bantuan ASI donor atau bila terpaksa susu formula. Bila ibu sudah sehat, ibu bisa belajar untuk menyusui dan bayi belajar menyusu dengan program induksi laktasi.

Menyusui bayi kecil lahir prematur atau dengan berat badan rendah

Perawatan metode kangguru (PMK) adalah perawatan terbaik bagi bayi yang lahir dengan kondisi ini. Bila bayi masih dalam perawatan di rumah sakit PMK bisa dilakukan intermittent (hanya sebentar, tidak terus menerus) dan bila sudah boleh pulang PMK dapat dilakukan selama 24 jam.

Pada PMK, bayi hanya menggunakan popok dan topi kemudian ditempelkan ke dada ibu yang tidak menggunakan pakaian dalam. Posisi bayi tegak, dada bayi bertemu dada ibu, tangan bayi keluar dan kaki sperti kodok, posisi ini dipertahankan dengan menggunakan kain gendongan, kain sarung, atau bedong yang dililit kemudian ibu dapat menggunakan kemeja suami atau piyama besar. Bayi tidak akan kedinginan dalam posisi seperti ini, karena tubuh ibu akan menghangatkan bayi; ibu adalah inkubator alami. Bila bayi lapar bayi akan merintih pelan, buka kainnya dan susui bayi dalam posis kangguru.

Dengan PMK, ibu dapat beraktivitas bersama bayi, misalnya makan, menyapu, membaca, dan lainnya. Posisi tidur, kepala agak naik sedikit dengan 2 bantal, dan bisa menggunakan pendingin ruangan tidak boleh kurang dari 24 derajat celcius.

PMK bisa bergantian dengan ayah atau dengan nenek atau kakek bila ibu mandi atau istirahat. PMK dilakukan terus hingga berat bayi mencapai 2.500 gram. PMK memiliki banyak manfaat, diantaranya, bayi akan selalu hangat, dekat dengan sumber makanannya yaitu payudara sehingga bayi tidak perlu menangis setiap akan menyusu, PMK akan menghemat energi bayi sehingga berat badan bayi cepat naik. Dengan PMK, tumbuh kembang bayi akan lebih baik.

Bayi yang lahir diatasa usia 34 minggu sudah memiliki refleks isap yang baik. Sehingga hanya dengan PMK dan menyusui, bayi prematur atau bayi kecil bisa tumbuh dengan baik. Dengan catatan bayi perlu mengisap dengan baik dan anatomo mulut bayi baik.

Menyusui Bayi Kembar

Menyusui bayi kembar adalah tantangan untuk seorang ibu. Cobalah untuk selalu menyusui keduanya bersamaan. Hindari menyusui satu bayi dan menggunakan dot isi ASI perah untuk bayi yang lain. Dot walaupun berisi ASI perah tidak akan memberikan ikatan batin antar ibu dan bayi tersebut. Perkembangan bayi yang diberikan dot akan berbeda dengan bayi yang disusui langsung. Selain itu, dot akan membuat bayi mengalami bingung puting dan menolak menyusu lagi. Sehingga, ibu perlu berproses dengan kedua bayi agar tercipta irama yang baik antara ibu dan kedua bayi.

Posisi menyusui yang disebutkan sebelumnya dapat dipraktikkan juga untuk bayi kembar. Bayi ibu dapat bertukar payudara pada setiap sesi menyusu, agar kedua payudara ibu terstimulasi dengan isapan kedua bayi. Bila bayi kembar ibu lahir kecil, metode kangguru bisa dilakukan berdua dengan ayah, satu bayi dengan ayah, satu bayi dengan ibu.

Goalkes

Market Alat Kesehatan Di Indonesia 🇮🇩
Jakarta