4 min read

Bagaimana Memulai MPASI pada bayi?

Bagaimana Memulai MPASI pada bayi?
Photo by hui sang

Setelah 6 bulan, bayi Ibu sudah berhasil mendapat Asi ekslusif . Ingat ya, selama enam bulan itu, bayi hanya mendapat Asi,tidak diberi air putih (seperti mitos di masyarakat yang menginfokan jika udara panas, bayi harus diberi air putih agar lidahnya tidak ada putih-putih sisa susu ), tidak diberi madu, tidak diberi kopi yang mitosnya sebagai pencegah kejang, dan tidak diberi pisang agar bayinya tenang.

Setelah Asi ekslusif, bayi boleh mendapat MPASI. Sebenernya , kapan usia yang tepat bayi mendapat MPASI? Usia yang tepat adalah 6 bulan usia lahir atau 5 bulan 30 hari atau 180 hari. Hal ini berlaku untuk kondisi bayi normal. Jika ada kondisi-kondisi tertentu silahkan berdiskusi dengan dokter spesialis anak masing-masing.

Hal yang paling  penting disiapkan adalah kesabaran ibu. Bisa saja, ibu sudah menyiapkan MPASI jauh-jauh hari, ternyata saat disuapi anak tidak mau, hanya disembur-sembur atau reaksi lainnya. Jangan khawatir, ini adalah kondisi normal. Anak membutuhkan penyesuaian dari yang biasanya mendapatkan asupan cair saja, lalu sekarang berubah kekentalan, konsistensi termasuk tekstur.

Kali Pertama MPASI, diberi makan apa?

Tidak usah pusing dan menyusahkan diri, berikan saja apa yang ada dirumah. Contoh : jika dirumah biasa mengonsumsi ubi rebus, tidak perlu mencari jagung. Cukup rebus ubinya, lalu lumatkan. Melumatnya dapat dengan saringan dan ulekan sambal tradisional, lalu ambil makanan yang sudah lumat tadi dari bagian bawah saringan untuk diberikan ke bayi. Bisa juga dilumatkan dengan blender. Patokan kekentalan dilihat dari makanan yang tidak langsung tumpah ketika sendok dibalik.

Bayi yang sudah berusia 9 bulan sudah boleh di perkenalkan dengan tekstur yang lebih kental seperti bubur yang di saring dan lebih bertekstur dibandingkan bubur yang lembut. Bayi yang berusia 9 bulan sudah bisa diperkenalkan juga dengan makanan yang dicincang halus tetapi yang tidak keras dan mudah di kunyah oleh bayi.

Buah atau makanan berkarbohidrat dahulu?

Jangan bingung, mau buah dahulu boleh, karbohidrat dahulu juga boleh. Contoh : tukang sayur membawa jualan pisang , maka buah pisangboleh diberikan. Atau dikebun belakang menanam pepaya dan sudah layang matang , dapat dilumat diberikan ke bayi. Lalu, keesokan harinya ada nasi, maka dapat dilumatkan dan diberikan kebayi juga. Jadi beragam dan tidak menyulitkan, karena tergantung tersedianya apa saja di rumah.

Porsi MPASI

  • Di awal MPASI, berikan sebanyak 2-3 sdm dewasa per porsi makan.
  • Usia 6 – 9 bulan bertahap dari 3 sdm dewasa hingga 125 ml per porsi makan.
  • Usia 9 – 12 bulan bertahap dari 125 ml hingga 250 ml per porsi makan.

Kenapa bayi tidak diberi susu formula?

Setelah anak berusia 6 bulan, ASI saja hanya memenuhi 30 % kebutuhan gizinya. Maka, susu formula dengan kandungan gizi yang kalah jauh dibanding ASI tentu tidak dapat memenuhi kekurangan kebutuhan gizi anak. Artinya, pemenuhan ASI ( menyusui ) malam 2-3x sampai pagi saja sudah cukup bagi bayi di atas 12 bulan, tidak perlu ditambah susu formula. Pagi-malam menjelang tidur, nutrisi bayi dipenuhi dengan asupan makan-buah-cemilan.

Mengapa tidak disarankan mengonsumsi makanan instan?

Makanan instan banyak mengandung zat yang bisa saja berbahaya untuk bayi. Misalnya pewarna dan pengawet. Sementara itu makanan alami atau MPASI yang dibuat sendiri membuat orangtua memegang kontrol atas makanan yang dikonsumsi bayi. Tidak ada zat-zat aditif, tidak ada zat pengawet dan pewarna atau bahan tambahan lain yang dapat berpengaruh pada kesehatan anak dalam jangka panjang.

Sebaiknya sebelum anak berusia 12 bulan, hindari penggunaan gula-garam tambahan. Biarkan anak mengetahui rasa makanan asli. Jadi ia mengenal manis dari manis buah, begitu juga rasa asin dan gurih yang didapat dari rasa makanan aslinya. Menurut beberapa literatur, kesiapan ginjal anak akan lebih baik bila pengenalan gula-garam tambahan dilakukan setelah anak berusia 12 bulan.

Apa yang dimaksud dengan Rule of 4?

Rule of 4 adalah rekomendasi untuk memberikan asupan yang sama berturut-turut selama  empat  hari dengan porsi yang sama kepada bayi. Hal ini berfungsi untuk mengetahui reaksi alergi bayi terhadap asupan tersebut.

Namun, aturan ini disarankan kepada pemberian protein hewani saja, tidak dengan protein nabati. Dengan alasan, selain untuk mengetahui reaksi alergi, juga karena saluran pencernaan bayi membutuhkan waktu tertentu (3-4 hari ) untuk mengeluarkan enzim khusus agar bisa menyerap manfaat dari protein hewani tersebut.

Perluhkah Susu tambahan lain selain ASI dan MPASI?

Masih banyak Ibu yang beranggapan bahwa banyinya membutuhkan asupan berupa susu selain ASI dan MPASI. MPASI yang dimaksud adalah makanan alami ( meal-snac-jus-buah) bukan makanan instan dan bukan pula susu formula atau susu mamalia lain. MPASI yang disarankan adalah makanan rumahan.

Kebutuhan nutrisi bayi yang direkomendasikan dan menjadi standar emas makanan bagi bayi adalah ASI saja sampai bayi berusia 6 bulan. Setelah itu bayi mendapatkan MPASI, lalu menyusui ASI dilanjutkan hingga bayi berumur 2 tahun.

Bayi berusia 0 – 6 bulan, kebutuhan nutrisi harus dipenuhi dari ASI sebanyak 100 %.

  • Bayi 6 Bulan berangsur kebutuhan nutrisi dipenuhi ASI 70 %, MPASI 30 %.
  • Bayi berusia 9 bulan menjadi ASI 50 % dan MPASI 50 %.
  • Bayi berusia 12 – 24 bulan, kebutuhan nutrisinya harus dipenuhi dengan MPASI 70 % dan ASI 30 %. Sejak anak berusia 12 bulan, anak dipenuhi gizi dengan meal, cemilan, jus , buah dan menyusui malam- pagi 2-3x sudah cukup.
  • Saat anak berusia 24 bulan, kebutuhan nutrisnya dipenuhi full dengan MPASI. Asi saja yang merupakan protein paling sesuai karena berasal dari protein manusia hanya mempunyai manfaat pemenuhan nutrisi sebanyak 5 %, yang dapat digantikan dengan camilan atau buah. Artinya, bayi berusia diatas 24 bulan, tidak medapatkan asupan susu pun tidak masalah. Atau bila bayi masih mau menyusu, hanya sebagai selingan di luar asupan yang harus memenuhinya, yaitu MPASI. Meski tidak terlalu penting untuk pemenuhan gizi anak, susu tambahan tetap boleh diberikan bila bayi tida ada riwayat alergi sebagai selingan.

Ajarkan anak rasa lapar, lalu pancing untuk mau mencoba makan. Beri contoh dengan mengajaknya makan bersama keluarga. Berikan makan dalam porsi kecil, tetapi sering dengan waktu singkat, misalnya dalam jangka setengah jam beberapa suap saja. Makan sambil menonton TV tidak disarankan karena bayi tidak akan fokus dalam proses makan. Apabila bayi sudah mulai bosan, gelisah bahkan sampai menangis pada saat makan, segera hentikan proses menyuap. Kemudian bisa dicoba kembali di hari berikutnya, karena bayi masih belajar untuk makan. Ibu diharapkan harus bersabar dalam memberi makan kepada bayinya karena ada bayi yang gampang disaat makan dan ada juga yang susah.

Goalkes

Market Alat Kesehatan Di Indonesia 🇮🇩
Jakarta