4 min read

Mengenal Hipertensi

Mengenal Hipertensi

Ada banyak orang di dunia ini  yang menghabiskan begitu banyak waktu mengawasi kesehatan mereka, namun tidak memiliki waktu untuk menikmatinya. Di kalangan masyarakat, hipertensi dikenal pula dengan sebutan darah tinggi atau penyakit darah tinggi. Sebutan tersebut sering ditunjukan pada orang yang suka emosional atau suka marah-marah. Marah-marah melulu, lagi darah tinggi ya! Demikian orang sering berucap. Walaupun kebenaran maknanya patut dipertanyakan, tapi begitulah masyarakat memakainya. Menurut ilmu kesehatan, hipertensi ialah kondisi dimana tekanan darah seseorang meningkat sampai di atas normal yang ditunjukkan oleh alat ukur tekanan darah.  Contohnya bagi orang dewasa dengan tinggi badan, berat badan, dan kegiatan yang wajar serta sehat, maka angka tekanan darah yang normal adalah di  sekitar rata-rata 120/80mmHG.

Istilah Hipertensi diambil dari bahasa Inggris Hypertension. Disamping itu dalam bahasa Inggris digunakan istilah High blood pressure yang berarti tekanan darah tinggi. Tekanan darah tinggi adalah tenaga yang dipakai oleh darah yang dipompakan dari jantung untuk melawan tahanan pembuluh darah. Dengan kata lain, tekanan darah adalah sejumlah tenaga yang dibutuhkan untuk mengedarkan darah ke seluruh tubuh. Sepanjang hari, tekanan darah akan berubah-ubah tergantung dari aktivitas tubuh.

Latihan yang berat dan stess cenderung meningkatkan tekanan darah. Sementara itu, dalam keadaan berbaring atau istirahat, tekanan darah akan turun kembali. Hal ini merupakan peristiwa normal. Apabila tekanan darah seseorang melonjak dengan tajam dan kemudian selalu tinggi, orang tersebut dapat dikatakan mempunyai tekanan darah tinggi.

Tekanan Darah

Darah segar tidak dapat terbawa ke otak dan ke jaringan seluruh tubuh. Hal ini disebabkan peredaran darah merupakan suatu sistem yang tertutup, artinya setelah sampai diujung, jaringan akan kembali lagi ke jantung. Jadi, dalam peredaran darah diperlukan suatu tekanan minimum. Pada hakikatnya belum diketahui secara pasti bagaimana sebenarnya tubuh kita mengatur tekanan darah.

Namun, yang telah diketahui adalah bagian-bagian tubuh terutama jantung, ginjal, otak, dan pembuluh darah bekerja sama dalam sistem pengaturan tekanan darah ini. Tekanan darah merupakan salah satu dari sejumlah tanda penting atau vital yang dapat mencerminkan kesehatan seseorang. Tekanan darah tinggi merupakan bahaya terselubung, karena tidak menampakkan gejala-gejala yang nyata. Gejala ini dapat berlangsung selama bertahun-tahun. Biasanya kehadiran atau adanya penyakit hipertensi ditemukan secara kebetulan. Misalnya pada waktu check-up kesehatan atau saat mengunjungi dokter. Jantung merupakan sebuah pompa yang mengalirkan darah segar yang kaya oksigen dari paru-paru ke pembuluh nadi atau arteri.

Arteri ini bercabang-cabang menjadi cabang arteri yang makin lama semakin kecil dan berakhir sebagai suatu jaringan luas dari pembuluh-pembuluh yang amat halus. Berdinding tipis atau disebut juga kapiler. Pada hakikatnya pembuluh darah mengandung sejumlah otot halus sehingga dapat menyempit dan melebar. Jika otot pembuluh darah dalam keadaan santai, pembuluh melebar. Jika otot pembuluh darah dalam keadaan santai, pembuluh darah mengandung sejumlah otot halus sehingga dapat menyempit dan melebar, sehingga darah akan mengalir lebih banyak. Sebaliknya jika otot pada pembuluh darah mengadakan penyempitan, darah yang mengalir akan lebih sedikit. Dengan adanya kontraksi pembuluh darah yang mengalir akan lebih sedikit. Dengan adanya kontraksi pembuluh darah yang melebar dan menyempit, pembuluh tersebut akan membantu mengendalikan tekanan darah. Tekanan darah tergantung dari jantung sebagai pompa dan hambatan pembuluh arteri.

Selama 24 jam, tekanan darah tidak tetap. Tekanan darah yang paling rendah terjadi jika tubuh dalam keadaan istirahat dan tidur. Jika kita berdiri dan bergerak, tubuh segera mengadakan pengaturan sehingga tekanan darah menjadi stabil. Tekanan darah akan naik sewaktu kita mengadakan latihan atau berolahraga. Hal ini disebabkan dalam latihan atau olahraga diperlukan aliran darah dan oksigen yang cukup. Selain itu, menyuplai supaya tekanan darah tidak terlalu tinggi sehingga tidak akan merusak jantung, ginjal, dan pembuluh darah. Jika mekanisme dalam tubuh itu tidak bekerja sebagaimana mestinya, misalnya pembuluh arteri mengeras maka tekanan darah akan meningkat dan tetap pada tingkat yang tinggi.

Jenis Hipertensi

Penyakit hipertensi termasuk penyakit yang banyak diderita orang tanpa mereka sendiri mengetahuinya, penyakit hipertensi dapat mengakibatkan berbagai hal yang menyusahkan , bahkan membahayakan jiwa. Untunglah dewasa ini berbagai akibat yang ditimbulkannya dapat dicegah dengan perawatan dini oleh para ahli di bidang kedokteran. Pada dasarnya, dalam kedokteran dikenal dua jenis hipertensi.

1. Hipertensi Primer

Hipertensi primer adalah penyakit hipertensi yang tidak langsung disebabkan oleh penyebab yang telah diketahui. Dalam bahasa sederhana atau menurut istilah orang awam adalah hipertensi yang penyebabnya tidak atau belum diketahui. Seseorang yang mengalami penyakit hipertensi primer, tidak menunjukkan gejala apa pun. Pada umumnya, penyakit hipertensi primer baru diketahui pada waktu memeriksakan kesehatan ke dokter.

2. Hipertensi Sekunder

Hipertensi sekunder adalah hipertensi yang telah diketahui penyebabnya. Timbulnya penyakit penyakit hipertensi sekunder sebagai akibat dari suatu penyakit. Kondisi, dan kebiasaan seseorang. Contohnya kelainan yang menyebabkan hipertensi sekunder adalah sebagai hasil dari salah satu kombinasi hal-hal berikut:

  • Akibat stress yang parah
  • Penyakit atau gangguan ginjal.
  • Kehamilan atau pemakaian pil pencegah kehamilan
  • Pemakaian obat terlarang seperti hereoin, kokain, atau jenis narkoba lainnya.
  • Cedera dikepala atau pendarahan di otak yang berat
  • Tumor di otak atau sebagai reaksi dari pembedahan.

Ada kalanya penderita hipertensi dapat mengambil tindakan sendiri dalam mengobati penyakitnya. Tindakan itu tidak sepenuhnya benar, meskipun juga tidak salah. Sebaiknya penderita meminta bantuan orang ahli. Karena itu penderita harus pergi ke dokternya, sehingga dapat diambil tindakan seperlunya, sebelum penyakit hipertensi menjadi lebih parah atau semakin memburuk.

Klarifikasi Hipertensi

Menurut Dr. Marvin Moser dalam bukunya, sebenarnya yang dinamakan darah normal atau tinggi, batasannya cukup luas. Karenanya, masih banyak dokter yang tidak setuju dengan klarifikasi batas tekanan darah normal dan batas mulainya hipertensi.

Pada umumnya orang yang berusia di atas 55 tahun akan menderita isolated systolic hypertention ( hipertensi sistolik terisolasi). Namun jika hal ini terjadi pada orang yang lebih muda, dapat diramalkan bahwa di kemudian hari orang ini akan menderita hipertensi diastolik.

Secara general penyakit hipertensi  meningkat pada saat umur seseorang telah mencapai paruh baya ( usia 40 hingga 60 tahunan). Penyakit ini lebih banyak menyerang pria dan wanita pasca menopause. Riwayat keluarga yang mempunyai hipertensi mempertinggi resiko adanya penyakit ini. Kebiasaan merokok, dislipidemia, diabetes melitus, kegemukan, pendidikan, dan status sosial.

Goalkes

Market Alat Kesehatan Di Indonesia 🇮🇩
Jakarta