Bagaimana cara agar sukses memberikan ASI pada bayi Anda?
Sering kali orang beranggapan bahwa yang berperan dalam menyusui hanya Ibu, sebenarnya dalam menyusui bukan hanya Ibu yang berperan tetapi juga bayi. Agar dapat sukses menyusui WHO atau Badan Kesehatan Dunia menganjurkan 7 kontak dengan konselor menyusui, yaitu pada waktu berikut :
- Usia kehamilan 28 minggu
- Usia kehamilan 36 minggu
- Pada saat Inisiasi Menyusui Dini
- Setelah persalinan ( selama perawatan di RS)
- Usia bayi 7 hari
- Usia bayi 14 hari
- Usia bayi 40 hari
Dengan 7 kontak dengan konselor menyusui ini diharapkan seorang ibu mendapatkan edukasi dan dukungan maksimal guna kelancaran menyusui.
3 Poin Penting dalam Menyusui
Sering kali orang beranggapan bahwa yang berperan dalam menyusui hanya ibu padahal bayi juga berperan dalam hal ini. Untuk mudah mengingatnya ada 3B yaitu Breast, Baby, dan Brain ( Payudara, Bayi, dan Otak Ibu). Tiga poin ini berhubungan satu sama lain agar dapat sukses ASI sampai dua tahun. Sehingga pada setiap permasalahan menyusui, bukan saja ibu yang diperiksa tetapi bayi juga sehingga permasalahan dapat diselesaikan dengan menyeluruh.
Payudara
Proses pembentukan ASI dalam payudara sudah dimulai sejak kehamilan, tahap ini disebut sebagai laktogenesis 1 atau produksi ASI taha pertama. Sekitar usia kehamilan 16-20 minggu, dapur susu di payudara sudah mulai dibentuk, saluran areola (lingkaran hitam di sekeliling puting0 mulai menghitam dan bertamabah lebar. Puting terasa lebih sensitig, ukuran puting pun bertambah panjang dan lentur.
Walaupun sudah dimulai pembentukannya, tetapi ASI belum keluar karena bayi masih ada di dalam perut bayi. Hormon kehamilan yang diproduksi oleh ari-ari (plasenta) menghalangi keluarnya ASI. Sebagian ibu bisa merasakan kolosterum merembes pada baju di usia kehamilan trisemester tiga. Keluar atau tidaknya kolostrum pada saat kehamilan tidak menjamin kesuksesan menyusui.
Setelah bayi lahir dan ari-ari keluar, hormon yang menghalangi keluarnya ASI pelan-pelan turun, sehingga ASI awal atau kolostrum mulai keluar. ASI akan keluar sedikit demi sedikit lama kelamaan bertambah banyak sesuai dengan lambung bayi yang semakin besar.
Pada saat bayi berusia sekitar 3-8 hari, produksi ASI tahap 2 atau laktogenesis 2 dimulai. Hal ini ditandai dengan payudara yang semakin terisi ASI, berat, beberapa ibu bisa merasakan badannya meriang akibat ASI yang mulai banyak. Produksi ASI tahap 2 ini masih bergantung dengan hormon ibu dan ASI pasti akan diproduksi walaupun seorang ibu tidak menyusui bayinya (misalnya dalam kondisi bayi meninggal).
Setelah bayi berusia 9 hari dan seterusnya, produksi ASI tahap 3 atau laktogenesis 3 dimulai. Pada tahap ini, produksi ASI akan bergantung penuh dengan isapan bayi. Payudara yang penuh, bila diisap baik oleh bayi akan kosong dan melunak: secara otomatis ASI akan diproduksi dan payudara terasa penuh kembali. Proses ini terjadi terus menerus, ASI tidak akan habis selama masih diisap bayi. Namun apabila isapan bayi kurang baik, produksi ASI akan berkurang dan lama-lama habis.
Ketika bayi berusia 6 bulan, secara perlahan bayi dikenalkan pada makanan lain selain payudara, atau disebut juga Makanan Pendamping ASI. Secara alamiah produksi ASI pelan-pelan berkurang dan payudara terasa lebih kempes dibandingkan awal menyusui karena bayi mengurangi isapannya ke payudara, seiring dengan adanya makanan lain yang mengisi perutnya.
Saat bayi berusia 2 tahun, bayi akan disapih dari payudara, maka ASI pelan-pelan akan habis dan ukuran payudara akan kembali normal seperti saat sebelu hamil.
Bayi
Bayi memegang peranan penting dalam menyusui. Tahapan yang dilakukan setelah bayi lahir akan mempengaruhi kesuksesan menyusui. Selain itu posisi bayi yang baik di badan ibu dan pelekatan yang baik ke payudara akan mempengaruhi kelancaran produksi ASI.
Inisiasi Menyusu Dini
Setelah lahir, baik itu persalinan normal ataupun bedah cesar, bayi perlu diletakkan di dada ibu dalam 60 menit pertama kelahirannya. Hal ini dianjurkan karena IMD baik bagi bayi. IMD menurunkan angka kematian bayi baru lahir. Bayi yang langsung dipertemukan dengan ibunya setelah lahir, akan menyusu dengan lebih aktif.
Rawat gabung
Bayi yang dirawat dalam satu kamar dengan ibunya selama 24 jam akan lebih mudah menyusu. Karena sang ibu dapat dengan mudah mengenali tanda bayi lapar. Bayi sebaiknya tidur bersaa ibu dalam satu tempat tidur agar ibu tidak lelah dan lebih mudah menyusui bayinya. Tidur bersama bayi aman untuk dilakukan.
Posisi bayi di badan ibu
Ibu dan bayi perlu berproses untuk mencapai posisi menyusui yang aman untuk ibu dan bayi. Posisi akan berubah-ubah tergantung kondisi ibu dan bayi.
Pelekatan mulut bayi ke payudara
Lekat mulut yang baik ke payudara pada bayi baru lahir ditandai dengan dagu bayi yang menyentuh payudara, sebagian areola masuk ke dalam mulut bayi. Bibir bayi terlipat keluar, dan mulutnya terbuka lebar paling tidak 130-160 derajat.
Pada saat mengisap, mulut bayi bekerja seperti vakum dengan tekanan negatif yang akan mengisap payudara, mengosongkan bibir yang terlipat ke luar ( dower ), lidah yang dapat menjulur melewati gusi bawah, pipi bayi yang cembung saat menyusu. Bila vakum baik maka isapan baik, bayi akan mengosongkan payudara dengan baik, dan ibu merasakan payudaranya lunak, tidak bengkak, tidak ada grenjel atau merengkel dalam payudara. “ Bayi yang sehat dapat mengatur banyak sedikitnya yang perlu ia minum sesuai kebutuhan tubuhnya”.
Ada hal-hal yang dapat mengganggu pelekatan mulut bayi dan isapannya di payudara. Posisi bayi selama kehamilan di dalam perut ibu atau proses persalinan yang sulit dan traumaktik dapat menghambat refleks isap bayi. Kelainan anatomi pada mulut bayi juga dapat mengganggu isapan, seperti sumbing pada bibir atau langit-langit, tongue-tie (tali lidah), atau lip tie ( tali bibir). Untuk dapat mengisap dengan baik, kelainan anatomi dalam mulut bayi perlu diperbaiki. Diantaranya dengan cara frenotomi ( pengguntingan/insisi) pada tali lidah atau tali bibir atau operasi pada bibir sumbing dan celah langit-langit. Gangguan refleks isap perlu diperbaiki dengan kontak kulit ke kulit, senam untuk pipi serta mulut bai, dan menengkurapkan bayi di badan ibu pada 2 minggu pertama dan dilanjutkan di kasur agar bayi dapat lebih aktif bergerak.
Otak Ibu
Ada dua hormon yang diproduksi oleh otak ibu dan secara langsung mempengaruhi menyusui, yaitu hormon prolaktin dan hormon oksitosin. Prolaktin adalah hormon yang penting untuk produksi ASI. Hormon ini jumlahnya dalam darah meningkat saat kehamilan dan merangsang pertumbuhan jaringan payudara yang diperlukan dalam produksi ASI. Tetapi pada saat kehamilan, ASI belum kelur, karena progesteron dan estrogen ( hormon hormon kehamilan ) menekan kerja hormon prolakti. Setelah melahirkan, hormon estrogen dan progesteron akan menurun dan ASI pun akan keluar.
Pada saat bayi mengisap payudara, lebel hormon prolaktin dalam darah meningkat dan akan merangsang produksinya ASI dalam payudra untuk minum bayi berikutnya. Daam minggu minggu pertama setelah bayi lahir, semakin sering bayi mengisap, semakin banyak prolaktin yang dihasilakan, maka semakin banyak ASI yang dibua. Prolaktin lebih banyak diproduksi pada malam hari, sehingga menyusui malam hari sangat penting untuk mempertahankan produksi ASI. Prolaktin membuat ibu merasa rileks dan mengantuk, sehingga dapat tetap tidur walaupun sambil menyusui.
Oksitosin disebut juga hormon cinta dan lebih banyak dihasilkan pada ibu yang kontak kulit ke kulit bayinya dan terus bersama bayi. Oksitosin akan membuat ibu lebih tenang, mengurangi stres, merasa mencintai bayinya dan menigkatkan ikatan ibu dan anak.