Posisi – posisi Disaat Ibu Menyusui Bayi
Semua ibu yang bisa hamil, pada hakikatnya bisa menyusui karena Asi berproduksi sejak kehamilan berusia dua puluh minggu. Hal ini sejalan dengan laktogenesis (Pembentukan Asi ) tahap pertama dalam ilmu fisiologi manusia. Hal ini mutlak, tidak terpengaruh oleh bentuk puting, maupung besar-kecilnya payudara dalam kondisi normal, kecuali memang ada kondisi khusus yang sangat jarang ditemukan misalnya payudara tidak berkembang normal sejak masa pubertas atau saat hamil.
Pada umumnya, jumlah sel susu semua wanita dewasa sama dan dapat memproduksi Asi, sama banyaknya bergantung dengan rangsangan dan manajemen Asi yang benar. Bentuk puting juga tidak berpengaruh pada keberhasilan menyusui karena menyusu pada dasarnya adalah cara kerja lidah memerah areola bukan mengisap puting.
Asi sudah berproduksi sejak ibu hamil dua puluh minggu. Jika tidak keluar atau hanya keluar setetes-tetes saat hami; semakin besar hal itu karena ditahan oleh hormon kehamilan, hormon kehamilan berpusat pada ari-ari. Saat ibu melahirkan ari-ari akan lepas dari rahim lalu kadar hormon kehamilan turun sehingga Asi dapat keluar dari payudara ibu. Namun, sisa hormon kehamilan yang masih tersisa di pembuluh darah akan semakin hilang dalam jangka waktu tiga hari atau 72 jam pasca bersalin.
Laktogenesis tahap berikutnya adalah sejak bayi lahir hingga bayi berusia 72 jam. Dalam waktu ini, Ibu dan bayi sebaiknya melakukan kontak kulit dan kulit ( yang sering disebut skin to skin contact ), bayi juga disusui dengan perlekatan yang benar untuk merangsang payudara Ibu memproduksi dan mengalirkan Asi. Proses menyusui dilakukan paling tidak setiap dua jam sekali dan dilakukan selama 15-30 menit untuk setiap periode karena hal ini sangat mempengaruhi keberhasilan menyusui selanjutnya.
Bila selama tiga hari awal Asi belum keluar saat payudara ditekan oleh tangan dan bayi seolah tidak mendapat asupan apa-apa jangan khawatir. Bayi dengan usia kehamilan cukup bulan sudah mempunyai lemak cokelat yang akan dipakai untuk metabolisme tubuhnya sela tiga hari pertama kehidupan. Lagi pula, dengan mencoba menyusu minimal dua jam sekali, bayi mendapatkan Asi yang memang sudah diproduksi sejak ibu hamil. Asupan satu hingga dua tetes sudah mencukupi kebutuhannya dengan ukuran lambung bayi yang hanya <5cc selama tiga hari pertama.
Proses menyusu pada bayi dan menyusui pada ibu adalah suatu proses pembelajaran seperti halnya merangkak dan berjalan. Bila periode belajar ini diinterupsi, misalnya dengan memberikan dot maupun empeng, dan tidak membiarkan bayi menyusu langsung pada payudara, bayi akan lebih sulit untuk menyusu. Memberikan dot dapat menghambat keberhasilan menyusu sehingga menghambat proses perangsangan payudara untuk memproduksi Asi dengan optimal. Jadi dalam tiga hari awal usia bayi, cukup lakukan kontak kulit antara ibu dan bayi dan lakukan percobaan menyusui setiap paling lama dua jam sekali dengan perlekatan yang benar. Kedua hal tersebut adalah poin penting untuk mendukung keberhasilan menyusui.
Pada saat awal kehamilan Ibu baru juga dianjurkan untuk membaca buku atau mencari informasi seputar menyusui. Karena terkadang hal ini dianggap sepele dan gampang padahal tidak seperti itu. Ibu baru harus sudah mempunyai pengetahuan paling tidak sedikit seputar cara pemberian Asi. Banyak ibu-ibu yang gagal dalam pemberian Asi kepada bayinya dikarenakan kurangnya informasi mengenai menyusui.
Posisi yang baik saat menyusui menunjang keberhasilan perlekatan ( latchon ) yang baik sehingga bayi dapat menyusu secara optimal. Proses menyusu pada bayi dan proses menyusui pada Ibu memerlukan proses belajar dan penyesuaian. Sering kali Ibu yang baru pertama sekali memiliki bayi tidak mengetahui posisi yang benar dalam memberikan Asi kepada bayinya. Ada beberapa trik –trik yang dapat dicoba untuk dijalankan untuk mempercepat keberhasilan menyusu yang nyaman bagi Ibu dan bayi.
Posisi saat menyusui ada berbagai macam, diantaranya berdiri, duduk, dan berbaring. Namun semua posisi ini mempunyai inti yang sama :
- Kepala dan badan Bayi dalam satu garis yang lurus
- Wajah bayi menghadap payudara, dengan hidung berhadapan puting. Muka bayi berhadapan secukupnya, jika terlalu dalam atau berputar ke bawah akan membuat bayi tidak nyaman.
- Ibu memeluk badan bayi dekat dengan badannya.
- Pada bayi baru lahir, Ibu menyangga seluruh badan bayi, tidak hanya kepala dan bahu.
Disini ada beberapa posisi menyusui yang dapat digunakan para Ibu saat menyusui :
Posisi Cradle atau mendekap
Sulitnya mendapatkan perlekatan dengan benar, dapat membuat bayi frustasi saat menyusu. Ibu dapat menjadi stres karena melihat bayi yang rewel. Menyusui posisi Cradle salah satu tangan bayi seperti memeluk Ibu, tangan lainnya dibiarkan bebas.
Dianjurkan menggunakan bantal biasa atau bantal menyusui karena dapat membantu Ibu menyangga tangan agar nyaman. Bayi tidak diletakkan begitu aja diatas bantal agar mendapatkan posisi yang mantap saat menyusui, terutama pada ibu-bayi baru. Seiring waktu karena sudah semakin mahir menyusui, barulah bayi boleh diletakkan pada bantal bayi ( sesuai dengan kenyamanan Ibu).
Posisi Football
Posisi ini dapat menjadi variasi dalam menyusui atau menyusui kondisi khusus. Misalnya menyusui dua bayi kembar, atau bila terjadi ASSI statis di daerah payudara bawah / payudara dekat dengan ketiak. Menyusui posisi football berguna juga pada kasus menyusui pada bayi kurang bulan/bayi dengan otot hipotonus/ lemas karena Ibu dapat menyangga badan bayi sepenuhnya.
Posisi Cross Cradle
Posisi ini menyusui di payudara kanan, disangga oleh lengan kiri begitu juga sebaliknya. Bermanfaat pada kondisi : lengan Ibu pendek, payudara besar, dan payudara Ibu engorge/ Asi statis. Dengan posisi ini, Payudara dapat disangga dengan baik. Untuk Ibu dengan payudara besar dapat juga dengan posisi cradle yang dibantu meja untuk menyangga payudara dengan bayi diletakan diatas meja.
Posisi Sadle atau duduk
Posisi ini bermanfaat untuk kondisi khusus sperti aliran Asi Ibu yang deras, dan bayi yang mempunyai masalah menelan/ sesak karena posisi ini menghindari bayi tersendak.
Posisi bayi tengkurap
Posisi ini dilakukan seperti saat bayi IMD ( inisiasi menyusui dini ) dan bermanfaat pada ibu dengan aliran Asi yang deras dan oversupply. Adanya gravitasi dapat menahan laju aliran Asi agar tidak terlalu deras sehingga bayi nyaman saat menyusui. Bayi menyukai aliran Asi yang lancar tetapi yang dapat diatur.
Posisi baring miring
Posisi ini juga seperti cecak menempel pada dinding. Artinya, tubuh bayi dan ibu berhadapan dan dekat. Salah satu tangan bayi berada pada di bawah payudara ibu, dan tangan satunya di atas payudara ibu. Akan terlihat bayi seperti minum sambil memegang payudara menggunakan kedua tangannya.
Untuk ibu dengan keluhan nyeri jahitan pasca persalinan dan tidak nyaman duduk/ berbaring dapat menyusui sambil berdiri dengan bantuan meja sebagai penyangga.